Polres Beltim_ Setelah sedikit menyampaikan aspirasinya dihalaman depan Gedung Kantor DPRD Kabupaten Belitung Timur, Aliansi LSM dan Ormas, sekira pukul 10.00 Wib memasuki Kantor DPRD Beltim dan diterima di raungan rapat besar DPRD Kab.Beltim. Selasa (29/10/19).
Diruang rapat dengar pendapat (RDP), DPRD Beltim yang dipimpin langsung Ketua DPRD Beltim Fezi Uktolseja, dihadiri oleh Kapolres Beltim AKBP Jojo Sutarjo, SIK, M.H, wakil ketua DPRD, dan rapat dengar pendapat yang hadiri seluruh Anggota Fraksi DPRD Beltim, Forkominda Beltim, pihak PLN Tanjungpandan UPPP dipimpin Ibu Luky beserta tim, serta para tamu undangan lainnya.
Ketua DPRD Beltim Fezi Uktolseja, mengatakan sehubungan dengan adanya surat dari Aliansi LSM dan Ormas Beltim yang ditembuskan ke kita (DPRD) mengenai adanya pemadaman aliran listrik khususnya di wilayah Beltim. Maka dari itu pada siang hari ini kita adakan rapat dengar pendapat (RDP).
“Intinya memang kami dari pihak DPRD Beltim pernah melakukan rapat dengar pendapat (RDP), pada 8 Oktober 2019. Pada waktu itu usai pelantikan Ketua DPRD, memang salah satu hasilnya adalah kami ingin agar tidak ada lagi pemadaman, walaupun ternyata malamnya padam lagi’’, ujar Fezi diruang rapat DPRD. Selasa (29/10/2019).
Dan oleh karena itu tambahnya, pada hari ini kawan-kawan dari LSM ingin mendengarkan penjelasan dari PLN mengenai permasalahan kelistrikan khususnya di Belitung Timur ini. Tentunya jika mendengarkan langsung dari pihak Management langsung akan jelas apa permasalahannya.
“Karena dari informasi kami pernah kami dapat disebutkan daya terpasang listrik dari pembangkit yang ada di Belitung ini ada yang bilang 80 MW dan ada yang bilang 75 MW, dan 60 MW. Berhubungan dalam forum ini ada pihak PLN yang kompetebel dalam hal ini bisa menjelaskan berapa sebenarnya kapasitas yang terpasang yang ada di Pulau Belitung ini”, sebut Rudi.
Sementara pihak Management PLN Belitung, Ibu Luky menjawab satu persatu baik itu aspirasi dan keluhan maupun pertanyaan dari Aliansi LSM dan Ormas. “Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas nama Management PLN karena saya juga baru aktif pada 1 Oktober dan baru mulai di Belitung ini 2 minggu yang lalu. Jadi memang ada musibah dikita, buat saya juga sebagai pimpinan baru di Belitung bahwa kondisi pemadaman ini terjadi diluar rencana kita juga’’, kata Luky.
Seperti yang bapak-bapak sampaikan tadi, berulang kali terjadi pemadaman di Belitung tidak hanya disini (Beltim), tetapi juga di Tanjungpandan. Karena ini beban total, karena satu pulau ini harus ditanggung oleh setengah dari mesin kita.
“Pemadaman yang saat ini terjadi, dan saya akan menjawab secara global pertanyaan dari bapak-bapak LSM. Sebenarnya kita punya mesin itu 87,9 MW yang terpasang. Tapi, daya mampu yang bisa ditransfer yaitu daya bersihnya hanya 81,5 MW ini yang ada di Belitung secara Global”, jelas dia.
Dijelaskan dia, ada 2(dua) mesin yang terkendala, satu sebenarnya back up yang berdaya 1×25 MW. Dari 87,9 MW Itu terdiri enam pembangkit dari 24 unit, jadi kalau ada yang nanya berapa sih banyaknya mesin besar dan kecil.
Disatu PLTD contoh Padang itu ada 5 unit, dan 5 Mesin berdaya antara 10,5 jadi total semuanya itu 6 MW, tapi dia mampu hanya sekitar 5 MW untuk keluar.
Memang secara hitung-hitungan matematika nya gampang, dikatakan dia, ini ada 87 yang rusak ada 25 MW tanpa 1 lagi over ground 16 MW kita kurangi ini masih cukup karena daya beban puncaknya Belitung itu sekitar 43 MW harusnya cukup. Tapi, ternyata tidak demikian sistem tidak berbicara seperti itu, ada frekwensi tegangan yang secara teknisnya terkadang tidak bisa kami perkirakan terlebih dahulu.
“Yang ternyata pada saat kita minta untuk mensuplay semua masyarakat Belitung, itu tidak mampu. Kadang kala hanya mampu pada 1 beban puncak 43 itupun hanya mampu beban puncaknya kadang hanya 40-41 MW kadang kita paksakan. Terkadang saat kita paksakan ada efek dominol juga, ada frekwensi yang naik turun akan menyebabkan ada proteksi kita yang bekerja secara otomatis di mesin itu, sehingga radar pembaca mesin memberitahukan bahwa mesin sudah bekerja over. Mungkin itu yang tidak pernah kami jelaskan secara teknis ke masyarakat”, papar Luky.
Sebenarnya cukup daya suplay listrik kita karena tadi 87,9 MW terpasang dan 81 MW ini bisa mensuplay Belitung yang hanya beban puncaknya mencapai 43 MW. Tapi secara teknisnya ada bac up 2 mesin besar kita rusak yang saat ini dalam perbaikan. Karena mesin PLN yang berkapasitas besar tersebut ada bagian yang terkena sambaran petir pada saat hujan deras minggu lalu.
“Direksi sudah turun langsung ke Belitung, kita sudah mendeadlinekan 19 November sudah tidak krisis padam lagi karena saat ini belum stabil . Dan pada Kamis kemarin sudah datang 2 mesin diesel sementara 2 unit mesin besar di Suge itu sedang dalam pemeliharaan. Tidak hanya itu kemarin kita juga terkena gangguan petir di Tanjungpandan sebenarnya itu sudah normal’’, tuturnya.
Sebenarnya kami sudah menghimbau baik lewat media dan masyarakat bila terjadi gangguan dan sebelumnya juga kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
“Terkait kompensasi, turunan dari Menteri ESDM itu sudah ada yang mengatur, nanti kita lihat semua data pelanggan itu pasti ada kompensasinya dan kita pasti akan melakukan kompensasi itu”, kami meminta kepada masyarakat konsumen untuk memberikan kami waktu memperbaiki hal ini, dan kami ucapkan terima kasih sudah mau bersabar.
Meskipun unras damai berjalan dengan tertib, aman dan lancar. Namun selaku pihak keamanan tentu tidak mau kecolongan, atas perintah langsung Kapolres Beltim, personil yang di terjunkan untuk mengamankan unras sebanyak 172 orang, baik itu dari pleton Dalmas, Raimas dan peralatan lainnya yang sesuai prosedur dan SOP pengamanan unjuk rasa. Kita jangan under estimate, meskipun ini adalah aksi damai, kita wajib berikan pelayanan , perlindungan dan pengayoman kepada saudara kita yang akan menyampaikan aspirasinya. (Ujar Kapolres). dv/syt