Polres Beltim_ Manggar, 07 Juli 2020, Briptu Odilia Siwi Prastika, wanita yang berperawakan berpostur tinggi dan berparas manis yang akrab di panggil Odil awalnya ingin menjadi guru olahraga. Wanita yang berdarah Jawa dan selama ini tinggal di Kota Lampung tak pernah bermimpi bisa menjadi seorang Polisi wanita. Namun hal itu bisa terwujud dan Odilia bisa menjadi Polisi Wanita pertama di keluarganya. Dorongan dari bapaknya lah yang paling kuat supaya dia menjadi Polisi.
Wanita yang baru saja melepas masa lajangnya pada Desember 2019 lalu pernah mengeyam bangku kuliah sampai semester tiga. Dari bangku kuliah itu ia sering mengikuti lomba voli dan mendapat juara. Berbagai prestasi yang sudah dia sabet dari kejuaraan olah raga voli mampu mengharumkan nama besar keluarganya.
Bapaknya yang merupakan guru olah raga berpikir kenapa anaknya tidak daftar Polisi saja. Karena saat itu, tahun 2014, masuk Kepolisian boleh memakai piagam-piagam penghargaan atau sertifikat keahlian termasuk di bidang olah raga yang berprestasi.
“Daripada ga dimanfaatkan piagam-piagamnya kan kata bapak. Ya sudah saya coba daftar,” Saya bener-bener ga nyangka lho bisa menjadi keluarga besar Institusi Polri, soalnya pada saat daftar lihat calon-calon Polwan lain sepertinya lebih meyakinkan untuk bisa lulus, jadi saya sempat minder, ya saya bahagia dan bersyukur yang luar biasa bisa membanggakan orang tua, apa lagi mereka terutama bapak selalu mendukung atas apa yang saya kerjakan asalkan itu hal positif, kata Odil saat memberikan keterangan, Senin (6/1/2020).
Perempuan kelahiran 1994 ini akhirnya memberanikan diri mendaftar Polisi bermodalkan piagam-piagam penghargaan. Dan saat mendapat kabar kelulusan air mata kebahagiaan Odil dan keluarga tak bisa dibendung. Dari sana ia mulai menikmati menjadi Polisi wanita dan bertugas di Polres Belitung Timur.
Ia banyak menangani kasus-kasus sejak awal karirnya namun ia mengaku paling interest dan concern mengenai kasus yang berhubungan dengan perempuan dan anak. Ia ingin membantu dan membela anak-anak atau perempuan yang terkena masalah hukum, semisal kasus KDRT dan sebagainya.
Dalam menjalani karirnya di kepolisian ia selalu memegang teguh prinsip di mana kaki dipijak, di situ langit dijunjung. Prinsip itu juga yang diajarkan bapaknya kepadanya.
“Nasehat bapak yang paling saya pegang sampai sekarang adalah bekerjalah secara ikhlas, selalu rendah diri, respek terhadap orang lain, dan jangan membeda-bedakan orang berdasarkan latar belakang suku, agama, ras, atau golongan,” kata anak dari pasangan Lukas P dan Natalia Eko ini.
Perjuangannya berhasil menjadi polisi wanita tanpa membayar sepeserpun patut jadi contoh. Ia berpesan kepada perempuan-perempuan muda di Belitung Timur jangan mudah putus asa dan terus gapai mimpi sampai terwujud. Gagal itu biasa, namun langkah dan usaha jangan pernah berhenti apa lagi sampai putus asa.
Ia mengatakan selalu berusaha, lakukan yang terbaik, berdoa, dan keluarkan kemampuan terbaik dalam mencapai apa yang diinginkan.
“Jangan pernah menyerah mendapatkan mimpimu. Karena dengan kemauan dan niat yang keras, kamu pasti bisa mendapatkannya. Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha,” (pungkasnya). dv/BryanBimantoro